RISK MANAGEMENT
· PENGERTIAN MANAJEMEN RISIKO
Risiko berhubungan dengan
ketidakpastian, hal ini terjadi karena kurangnya informasi mengenai yang akan
terjadi. Sesuatu yang tidak pasti dapat berakibat menguntungkan atau merugikan.
Seperti diartikan oleh (Regan:2003) bahwa risiko ialah suatu
kemungkinan yang menimbulkan atau mengesankan kerugian atau bahaya.
Didefinisikan oleh Wideman dan
Mamduh (2009) bahwa risiko adalah ketidakpastian yang menimbulkan kemungkinan
menguntungkan yang dikenal dengan istilah opportunity, sedangkan ketidakpastian yang menimbulkan
akibat yang merugikan dikenal dengan istilah risiko (risk).
Risiko diklasifikasikan menjadi dua oleh Mamduh Hanafi (2009), yaitu: risiko murni dan risiko spekulatif. Pure risks atau
biasa disebut risiko murni merupakan risiko di mana kemungkinan kerugian ada
tetapi kemungkinan keuntungan tidak ada. Contoh: kebakaran, kecelakaan,
kebanjiran, dan lain-lain. Sedangkan risiko spekulatif merupakan risiko di mana
kita mengharapkan terjadinya kerugian dan juga keuntungan. Contoh: membeli
saham, usaha bisnis, dan lain lain.
· MANFAAT
MANAJEMEN RISIKO BAGI PERUSAHAAN
Manfaat yang akan didapatkan oleh suatu
perusahaan apabila melaksanakan risk management dengan baik antara lain:
A.Menjamin pencapaian Tujuan
Manajemen
dalam sebuah perusahaan menggunakan segala cara yang baik untuk mencapai tujuan
perusahaannya. Dalam usaha untuk mencapai tujuan tersebut, banyak hal bisa
terjadi. Ada hal-hal yang bisa diantisipasi sebelumnya, dan ada kemungkinan
masa depan yang penuh ketidakpastian. Ketidakpastian itulah yang menimbulkan
risiko.
Tujuan akan lebih mudah
jika rintangan yang mungkin terjadi itu telah diketahui sebelumnya. Ronny
Kountur (2004) mengatakan, keberhasilan suatu perusahaan ditentukan oleh
kemampuan manajemen menggunakan berbagai sumber daya yang ada untuk mencapai
tujuan perusahaan. Perusahaan bisa berhasil jika memiliki tujuan yang baik
untuk dicapai.
Perusahaan yang memiliki
manajemen risiko yang baik akan lebih mudah jalannya untuk mencapai tujuan dibandingkan
dengan perusahaan yang tidak memiliki manajemen risiko yang baik.
B.Meminimalkan
Kemungkinan Bangkrut
Semua perusahaan memiliki kemungkinan bangkrut atau
gulung tikar. Risiko bangkrut bisa menimpa siapa saja dan kapan saja. Tidak ada
yang bisa menjamin bahwa sebuah perusahaan tidak akan bangkrut.
Perusahaan yang menerapkan
manajemen risiko (risk management) dengan baik akan sanggup menangani berbagai
kemungkinan yang merugikan yang akan terjadi pada perusahaannya. Hal ini bisa
meminimalkan kemungkinan kerugian dan eksistensi perusahaan bisa dipertahankan.
C.Meningkatkan Keuntungan Perusahaan
Manajemen risiko (risk management) yang baik dan teratur
tentu dapat meningkatkan keuntungan perusahaan. Salah satu manfaat dari
manajemen risiko adalah dapat memperkecil kerugian sehingga keuntungan yang
akan diperoleh semakin besar.
Dengan penanganan risk management
yang baik, segala kemungkinan kerugian yang bisa menimpa perusahaan bisa dibuat
seminimal mungkin sehingga biaya menjadi lebih kecil dan keuntungan yang masuk
ke perusahaan bisa lebih bertambah. Hal ini harus menjadi salah satu indikator
suksesnya pelaksanaan manajemen risiko dalam suatu perusahaan.
D.Memberikan Keamanan
Pekerjaan
Manajer harus memiliki kemampuan memahami, menganalisa,
dan menangani risiko. Manajer yang dapat menangani risiko dengan baik dapat
membantu menyelamatkan perusahaan.
Apabila perusahaan yang manajer
tangani tersebut dapat terhindar dari kerugian, maka sudah pasti perusahaan
akan mengalami kemajuan dan karir manajer pun akan ikut maju.
Ronny Kountur (2004) pernah
mengatakan, banyak perusahaan yang tidak bersedia mempekerjakan manajer dari
perusahaan yang sebelumnya pernah bangkrut atau tidak berprestasi sewaktu
dipimpin oleh manajer tersebut. Keengganan untuk mempekerjakan manajer yang
tidak berprestasi kadang-kadang bukan disebabkan manajer tersebut tidak
berpengalaman, tetapi kemungkinan karena kurang pahamnya dalam menangani
hal-hal tidak terduga atau risiko.
Dalam lebih memahami manfaat dari
manajemen risiko serta mengintegrasikannya dengan sistem manajemen lainnya yang
ada di dalam perusahaan, buku Manajemen Risiko Berbasis ISO 31000:2018 :
Panduan untuk Risk Leaders dan Risk Practitioners hadir untuk kamu.
·
Tujuan Manajemen Risiko
Tujuan dari manajemen risiko
ialah untuk menjamin bahwa
suatu perusahaan atau organisasi dapat memahami, mengukur, serta memonitor
berbagai macam risiko yang terjadi dan juga memastikan kebijakan-kebijakan yang
telah dibuat dapat mengendalikan berbagai macam risiko yang ada. Agar
pelaksanaan bisa berjalan dengan lancar maka perlu adanya dukungan dalam
menyusun kebijakan dan pedoman manajemen risiko sesuai dengan kondisi
perusahaan.
Tujuan manajemen risiko secara
umum digunakan untuk dasar agar bisa memprediksikan bahaya atau hal yang tidak
menyenangkan yang akan dihadapi dengan perhitungan yang cermat serta
pertimbangan yang matang dari berbagai informasi di awal untuk menghindari
hal-hal yang tidak diinginkan.
Secara khusus, tujuan dari
manajemen risiko ialah:
a. Menyediakan informasi mengenai risiko kepada pihak regulator.
b. Meminimalkan kerugian dari berbagai risiko yang uncontrolled.
c. Agar perusahaan tetap hidup dengan perkembangan yang berkesinambungan.
d. Biaya manajemen risiko (risk management) yang efisien dan efektif.
e. Memberikan rasa aman.
f. Agar pendapatan perusahaan stabil dan mampu memberikan kepuasan bagi pemilik
dan pihak lain.
Untuk mencapai tujuannya,
terdapat proses pengelolaan risiko yang dimulai dari identifikasi, pengukuran,
hingga penanganan yang dibahas pada buku Mudah Memahami Manajemen Risiko
Perusahaan yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut.
· PRINSIP MANAJEMEN
RISIKO
Prinsip-prinsip dalam
manajemen risiko yang perlu diperhatikan antara lain:
A.Perumusan Tujuan
Kejelasan visi dan misi perusahaan menjadi pedoman untuk
menentukan langkah-langkah rasional dan strategi yang harus ditempuh, salah
satunya yaitu tujuan yang hendak dicapai dalam pengelolaan risiko perusahaan
melalui langkah-langkah antisipasi risiko secara umum yang bertujuan untuk
menghindari segala bentuk pemborosan.
B.Kesatuan Arah
Dalam menjalankan
suatu kegiatan dalam perusahaan, maka harus mempunyai tujuan yang sama dengan
yang diarahkan oleh pimpinan. Dalam buku prinsip-prinsip manajemen dikatakan,
seorang karyawan yang bekerja di salah satu bagian hanya menerima instruksi
mengenai kegiatan tertentu dari seorang kepala bagian yang menjadi atasannya.
C.Pembagian Kerja Dan Pendelegasian Wewenang
Pembagian kerja dan pendelegasian wewenang dalam sebuah
perusahaan perlu dilakukan sehingga setiap unit mengetahui secara jelas
wewenang dan tanggung jawab yang diembannya. Tujuan dari pendelegasian wewenang
adalah untuk mencapai hasil akhir yang maksimal sesuai yang diinginkan dengan
mendelegasikan sebagian tugasnya pada bawahan.
D.Koordinasi
Koordinasi merupakan
salah satu fungsi manajemen atau proses pengintegrasian, sinkronisasi, serta
penyederhanaan pelaksanaan tugas yang terpisah-pisah secara terus menerus untuk
mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Adanya koordinasi diharapkan tidak
terjadi pekerjaan yang tumpang tindih. Tanpa koordinasi, maka sulit didapatkan
tujuan perusahaan yang efektif dan efisien.
·
Macam-Macam Bentuk Resiko
A.Risiko Sifat Usaha
Berbagai jenis usaha
mengandung risiko yang berbeda satu dengan yang lain. Usaha-usaha yang sifatnya
perintis yang sebelumnya belum pernah dilakukan memiliki risiko tinggi. Hal ini
disebabkan karena minimnya pengalaman.
B.Risiko Geografis
Risiko geografis erat kaitannya dengan
bencana alam yang sering terjadi pada lokasi usaha tertentu. Misalnya, bencana
banjir, kebakaran pada usaha perkebunan, dan lain-lain.
C.Risiko Politik
Risiko politik berpengaruh juga terhadap
sebuah usaha. Kebijakan politik yang tidak jelas bisa menyebabkan kegagalan
pada sebuah usaha. Oleh karena itu, analisis mengenai kestabilan politik suatu
daerah atau negara cukup memberikan masukan tentang prediksi keberhasilan suatu
usaha di masa mendatang.
D.Risiko
Ketidakpastian
Faktor ketidakpastian akan menimbulkan
spekulasi dan spekulasi akan mengandung risiko tinggi, karena segala sesuatunya
tidak dapat direncanakan terlebih dahulu dengan baik.
E.Risiko Persaingan
Risiko persaingan bisa berwujud persaingan antar sesama
perusahaan dengan industri yang sama. Untuk memenangkan persaingan tentunya
dituntut manajemen pemasaran yang secara saksama telah memperhitungkan analisis
kekuatan dan kelemahan secara menyeluruh.
Hal ini dapat kita lihat pada
salah satu contohnya yaitu perbankan, dimana seringkali terdapat risiko dan
untuk mempelajarinya buku Strategi Manajemen Risiko Bank dibuat oleh Ikatan
Bankir Indonesia.
·
Langkah-Langkah Manajemen Risiko
A.Idetifikasi Risiko
Perusahaan
Identifikasi risiko bisa dilakukan dengan
bantuan penggunaan checklist. Dalam sebuah perusahaan diperlukan metode yang
sistematis untuk mengeksplorasi semua segi dari sebuah perusahaan. Metode yang
bisa digunakan adalah:
1). Kuesioner analisis risiko (risk
analysis questionnaire)
Manajer risiko perlu memastikan bahwa informasi yang
diperlukan berkenaan dengan harta dan operasi perusahaan tidak ada yang
terlupakan.
2). Metode laporan keuangan
Metode ini dilakukan dengan
menganalisis laporan keuangan yaitu neraca, laporan
laba dan rugi, serta catatan keuangan lainnya. Manajer risiko dapat
mengidentifikasi semua risiko yang berkenaan dengan harta, utang, dan
personalia perusahaan. Setiap perkiraan, dianalisis secara mendalam berkaitan
dengan kemungkinan kerugian yang dapat terjadi dari setiap perkiraan itu.
3).
Metode peta aliran
Metode ini akan menggambarkan
seluruh rangkaian operasi usaha dimulai dari input sampai output. Checklist
dari kerugian potensial digunakan untuk operasi yang terlihat dalam peta aliran
sehingga menentukan kerugian yang dihadapi oleh perusahaan yang bersangkutan.
4). Metode inspeksi langsung di tempat
Metode ini digunakan untuk
melakukan pemeriksaan secara langsung di tempat dimana dilakukan aktivitas
perusahaan. Pengamatan manajer risiko bisa membuahkan hasil mengenai bagaimana
kenyataan-kenyataan di lapangan sehingga bermanfaat untuk penanggulangan
risiko.
5). Mengadakan interaksi dengan pihak luar
Pihak luar bisa diartikan yaitu
mengadakan hubungan dengan perseorangan ataupun perusahaan-perusahaan lain.
Terutama pihak-pihak yang dapat membantu perusahaan dalam menanggulangi risiko
seperti penasihat hukum, akuntan, konsultan manajemen, dan lain-lain. Mereka
dapat membantu dalam mengembangkan identifikasi terhadap kerugian-kerugian
potensial.
6). Catatan statistik dari kerugian masa lalu
Catatan ini bisa digunakan untuk
evaluasi kinerja. Kinerja yang berpotensi akan menimbulkan kerugian perlu
dipantau dan disempurnakan, seperti: kualitas produksi, kualitas pelayanan, dan
lain-lain.
7).
Analisis lingkungan
Langkah ini sangat diperlukan
guna mengetahui kondisi yang mempengaruhi timbulnya risiko seperti konsumen,
pesaing, supplier, dan lain-lain. Dalam menganalisis masing-masing komponen,
pertimbangan yang penting di antaranya: sifat hubungannya, keanekaannya serta
kestabilannya. Seperti contoh: penjualan produk secara langsung atau tidak
langsung, dari produsen langsung ke konsumen atau dari produsen melalui grosir,
pedagang eceran baru ke konsumen, dan lain-lain.
b. Mengukur risiko
Mengukur usaha dilakukan dengan
tujuan untuk mengetahui relative tingkat pentingnya dan memperoleh informasi
untuk menetapkan kombinasi peralatan manajemen risiko yang tepat untuk menangani.
Metode untuk mengukur risiko ini antara lain:
1)
Metode sensitivitas
Metode sensitivitas merupakan
suatu cara pengukuran dampak pada eksposur dari akibat pergerakan variabel
suatu risiko. Pengukuran dengan metode sensitivitas ini banyak digunakan karena
metode ini paling mudah teknis perhitungannya dan hamper semua analis dan
manajer perusahaan pernah melakukan metode sensitivitas terhadap rencana
keputusan. Adapun variabel risiko yang dianalisis menggunakan metode
sensitivitas antara lain: risiko suku bunga, risiko nilai tukar, risiko pasar,
risiko kredit, dan risiko likuiditas.
2)
Metode volatilitas
Metode volatilitas merupakan
metode yang menunjukkan besaran kemungkinan hasil di sekitar ekspektasi hasil.
Volatilitas yang sering digunakan adalah jangkauan (range) dan standar deviasi.
Perhitungan standar deviasi dapat menggunakan dua jenis data yaitu data
historis dan data hasil peramalan.
3) Risiko sisi bawah (downside risk)
Risiko dapat memberi dampak
positif maupun negative. Risiko ini hanya mengukur potensi dampak buruk bila
risiko menjadi kenyataan. Perlu diingat, terdapat kondisi di mana perusahaan
bisa menghadapi risiko yang hanya berdampak positif, tetapi tidak hanya
berdampak negatif.
c. Pengendalian risiko
Pengendalian risiko (risk
control) dapat dilakukan melalui pengendalian risiko dan pembiayaan risiko.
Pengendalian risiko dapat dijalankan dengan menghindari ris
·
PROSES MANAJEMEN RISIKO
Berikut beberapa proses untuk melakukan
manajemen risiko pada suatu perusahaan.
1.
Identifikasi risiko
2.
Mengidentifikasi bentuk-bentuk risiko
3.
Melakukan analisis terhadap setiap alternatif
4.
Memutuskan satu alternatif
5.
Melaksanakan alternatif yang dipilih
6.
Mengontrol alternatif yang dipilih
TERIMA KASIH 👍👍
Komentar
Posting Komentar